cover
Contact Name
Ratih Oktarina
Contact Email
jurnal.eki@cheps.or.id
Phone
+6281235134100
Journal Mail Official
jurnal.eki@cheps.or.id
Editorial Address
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok 16424
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 25278878     EISSN : 25983849     DOI : 10.7454
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, Jurnal EKI, presents scientific writings on information and updates of health economic in collaboration with Centre for Health Economic and Policy Studies (CHEPS) Universitas Indonesia and INAHEA (indonesian Health Economic Association). Jurnal EKI is published four times (four number) annually (per volume) in two languages (Bahasa Indonesia and English) electronically and printed. It includes research findings, case studies, and conceptual fields, namely: health economic, health insurance, health administration/policy, pharmaco-economic, and Health Technology Assessment (HTA).
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2018)" : 5 Documents clear
ECONOMIC EVALUATION OF CETUXIMAB FOR METASTATIC COLORECTAL CANCER (mCRC): A PROTOCOL FOR EVIDENCE SYNTHESIS Septiara Putri; Ery Setiawan; Siti Rizny F Saldi; Levina Chandra; Amila Megraini; Vetty Yulianty P
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.045 KB) | DOI: 10.7454/eki.v3i1.2304

Abstract

 ABSTRACTColorectal cancer is fairly common compared to other cancers. The incidence and mortality rates are predicted to increase globally. In some cases, cancer can be potentially spread to another organ or metastatic. One of recent available targeted therapies for metastatic colorectal cancer (mCRC) patient is Cetuximab (Erbitux ®), combined with chemotherapy. Despite clinical effectiveness, there is the importance of the evidence related cost-effectiveness of therapy. This study aims to summary, synthesize, and systematically review the economic evaluation studies of Cetuximab for metastatic colorectal cancer (mCRC). Model based economic evaluation of Cetuximab for metastatic colorectal cancer will be searched and included in the review based on specific eligibility criteria. Several electronic databases that will be used: Medline, Embase, Cochrane, National Institute of Health Research (NIHR) Center for Reviews and Dissemination. Full economic evaluation evidence will be summarized and critically appraised using Drummond as well as (Consolidated Health Economic Evaluation Reporting Standards (CHEERS) checklist. In terms of analysis, we will qualitatively appraise and present the studies that meet our inclusion and exclusion criteria. We are expected to summarize the quality and capture the valuable insights related to health economic evaluation studies of Cetuximab for mCRC patient. ABSTRAKKanker kolorektal cukup umum terjadi dibandingkan kanker lainnya, angka kejadian dan angka kematian diprediksi meningkat secara global. Dalam beberapa kasus, kanker berpotensi menyebar ke organ lain atau disebut metastasis. Salah satu terapi yang ditargetkan baru-baru ini untuk pasien kanker kolorektal metastatik (mCRC) adalah Cetuximab (Erbitux®), yang dikombinasikan dengan kemoterapi. Meskipun terdapat bukti klinis, penting untuk mempertimbangkan bukti terkait efektivitas biaya dari terapi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk merangkum, mensintesis, dan meninjau secara sistematis studi evaluasi ekonomi Cetuximab untuk kanker kolorektal metastatik (mCRC). Evaluasi ekonomi berbasis model untuk menilai Cetuximab pada kanker kolorektal metastatik akan ditelusuri sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Beberapa database elektronik yang akan digunakan: Medline, Embase, Cochrane, Pusat Penelitian Kesehatan Nasional (NIHR) untuk Tinjauan dan Diseminasi. Bukti evaluasi ekonomi lengkap akan dirangkum dan dinilai secara kritis dengan menggunakan daftar pertanyaan oleh Drummond dan juga Consolidated Health Economic Evaluation Reporting Standards (CHEERS). Dalam hal analisis, kami akan menilai dan menyajikan secara kualitatif studi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kami berekspektasi untuk meyimpulkan kualitas dan menangkap informasi yang berkaitan dengan studi evaluasi ekonomi pada Cetuximab untuk pasien mCRC.
Efektivitas Biaya Strategi DOTS Program Tuberkulosis antara Puskesmas dan Rumah Sakit Swasta Kota Depok Fikrotul Ulya; Hasbullah Thabrany
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.359 KB) | DOI: 10.7454/eki.v3i1.2321

Abstract

AbstrakAngka penemuan Tuberkulosis (TB) tahun 2016 adalah sebesar 77% di dunia, sebesar 46,5% di Asia Tenggara dan sekitar 32 - 33% di Indonesia. Di Kota Depok angka penemuan TB mencapai 58%. Sektor swasta menjangkau 18,7% kasus TB di Kota Depok meskipun baru 40% RS swasta yang terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan strategi DOTS di Rumah Sakit swasta Kota Depok lebih menghemat biaya dibandingkan di Puskesmas. Penelitian dilakukan selama 6 bulan dengan kohort retrospektif di Puskesmas DOTS, RS DOTS dan RS Non DOTS menggunakan 36 sampel per kelompok. Penghitungan dari perspektif societal dengan microcosting berdasarkan tarif, harga pasar, serta nilai anggaran. Outputnya angka pengobatan lengkap (Success Rate). Hasil penelitian menunjukkan Success Rate di puskesmas paling tinggi yaitu 86,1%, RS DOTS sebesar 77.78 % dan Non DOTS 63.89 %. Penambahan biaya provider terutama tenaga pelaksana khusus di puskesmas dan RS DOTS meningkatkan success rate. Biaya societal di puskesmas 42% dari biaya di RS swasta. ACER (Average Cost Effectiveness Ratio) menunjukkan RS yang melaksanakan strategi DOTS lebih cost effective. Untuk menaikkan 1% angka kesuksesan pengobatan membutuhkan biaya Rp 10.084.572 dengan melakukan intervensi program DOTS ke RS Swasta. Uji t independen menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna biaya societal pengobatan tuberkulosis antara puskesmas, RS DOTS, dan RS Non DOTS. AbstractGlobal TB notification rate at 2016 was 77% and 46.5% in Southeast Asia. Indonesia last 5 years still remain at 32-33% where Depok City reached 58%. In Depok City, private sector contributed 18.7% of the notified TB case in 2016 although only 40% of private hospitals were involved. The aims of this study is to determine cost-effectiveness of DOTS strategy implementation at private hospital and Public Health Centre (PHC). Comparative study carried out for six months with cohort retrospective between PHC, DOTS and non DOTS hospitals using 36 samples per group. The calculation of the societal perspective with micro costing based on tariffs, market prices and budget value. Output is Success Rate, where at PHC 86.1%, DOTS hospital 77.78% and Non DOTS hospital 63.89%. The addition cost providers especially person in charge at PHC and DOTS hospital increase success rate. The cost of TB treatment in PHC 42% of private hospital. ACER (Average Cost Effectiveness Ratio) is obtained that the hospital which carry out the DOTS strategy is cost effective. To increase 1% success rate of TB treatment costs Rp 10,084,572 with intervention DOTS programs into a private hospital. An Independent t test stated that cost-effectiveness societal perspectives on TB treatment has a significant difference between PHC, DOTS hospital and Non DOTS hospital.
Risk Adjustment of Capitation Payment System: What Can Indonesia Adopt from other Countries? Asri Hikmatuz Zahroh; Rizki Asriani Putri; Latanza Shima; Erdayani Erdayani; Rira Martaliza; Tri Priyo Anggoro; Wulansari Wulansari
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.797 KB) | DOI: 10.7454/eki.v3i1.2408

Abstract

AbstractCapitation calculation in Indonesia is not adjusted by individual and aggregate risk. Without risk adjustment, capitation rates are likely to overpay or underpay primary care. This study aimed to review risk-adjusted capitation payment in other countries for evaluation of capitation payment system in Indonesia. The conduct and reporting of this systematic review followed the recommendations of the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). This study used comprehensive electronic search in five databases: Pubmed, Proquest, Scopus, PMC, and EBSCOHost. Search results from five databases in April 2018, yielded a total 19 titles that will continue to review the full article and at the end, 4 articles included for systematic review. Based on risk adjustment of capitation payment system in UK, USA, Canada and Sweden, Indonesia may initiate the use of risk adjustment based on the distribution of age and sex. Then Indonesia can develop risk adjustment based on diagnosis and socioeconomic factors to create more fair and accurate capitation rates for primary care. AbstrakPerhitungan kapitasi di Indonesia belum disesuaikan berdasarkan risiko individu dan agregat. Tanpa penyesuaian risiko, rate kapitasi cenderung untuk membayar lebih atau kurang fasilitas kesehatan tingkat pertama. Studi ini bertujuan untuk meninjau sistem pembayaran kapitasi di negara lain sebagai dasar evaluasi untuk sistem pembayaran kapitasi di Indonesia Penyusunan systematic review ini menggunakan rekomendasi dari Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and  Meta-Analyses (PRISMA). Studi ini mengumpulkan artikel dari lima database yaitu: Pubmed, Proquest, Scopus, PMC, and EBSCOHost. Hasil pencarian dari lima database pada bulan April 2018, didapatkan 19 judul artikel yang akan dilanjutkan untuk ditinjau secara menyuluruh, dan akhirnya didapatkan 4 artikel yang akan diikutsertakan dalam systematic review. Berdasarkan penyesuaian risiko sistem pembayaran kapitasi di UK, USA, Canada dan Swedia, Indonesia dapat memulai sistem pembayaran kapitasi berdasarkan penyesuiaan distribusi umur dan jenis kelamin. Selanjutnya Indonesia dapat mengembangkan sistem pembayaran kapitasi berdasarkan diagnosis dan sosioekonomi untuk menciptakan rate kapitasi yang lebih adil dan akurat untuk fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Cost Benefit Analysis (CBA) Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Susu Pada Karyawan di PT. Trisula Textile Industries Tbk Cimahi Tahun 2018 ayu laili rahmiyati; Asep Dian Abdillah; Susilowati Susilowati; Dinna Anggaraini
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.415 KB) | DOI: 10.7454/eki.v3i1.2740

Abstract

AbstrakCost Benefit Analysis (CBA) digunakan untuk proses identifikasi, pengukuran dan perbandingan sosial manfaat dan biaya proyek atau program investasi dalam mengevaluasi penggunaan sumber daya ekonomi yang langka agar dapat digunakan secara efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan manfaat dan biaya dari program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) susu di PT. Trisula Textile Industries Tbk Tahun 2018 dan untuk menetukan kelayakan akan keberlangsungan program atau kebijakan dari PMT susu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Pengumpulan data  dilakukan melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Analisis perhitungan menggunakan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), dan Benefit Cost Rate (BCR). Hasil perhitungan nilai NPV pada program PMT susu adalah Rp. 23.534.448,76,-. Kesimpulannya adalah program PMT susu dapat diterima karena NPV > 0. Hasil perhitungan rasio benefit-cost adalah sebesar 2,50 (hasil rasio ≥ 1), artinya program PMT susu tersebut layak untuk tetap berlangsung. PT. Trisula Textile Industries Tbk diharapkan dapat melanjutkan program PMT susu pada karyawan. Data dasar penelitian dapat dijadikan bahan kajian bagi perusahaan untuk menyusun program kesehatan atau peningkatan kesehatan bagi karyawan melalui PMT atau program lain yang lebih prioritas. AbstractCost Benefit Analysis (CBA) for the process of identification, measurement,comparison social benefits and cost project or investment program to evaluate utilization of scarce economic resources so that it can be used efficiently .This research purposes are calculateing benefits and cost in rupiah from the milk supplementary feeding program (PMT) at PT. Trisula Textile Industries Tbk Year 2018 and deciding feasibility of program or policy sustainability from PMT milk. The research is using quantitative approach. Data collection is done through interviews, observations, and study documents. Calculation is using Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), and Benefit Cost Rate (BCR). The result shows calculation of NPV value on milk PMT program obtained results end Rp. 23,534,448,76, -. To conclude, the milk PMT program is acceptable because NPV> 0. Benefit-cost ratio, is 2.50 (≥ 1), meaning the milk PMT program is feasible. PT. Trisula Textile Industries Tbk is expected to continue the program of milk PMT. Basic research data could be used for preparing health program or health enhancement for employees through PMT or the other priority programs.
Analisis Kesiapan Pembiayaan Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa dalam Mendukung Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) Tahun 2018-2020 Trihardini Sri Rejeki Astuti; Prastuti Soewondo
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.753 KB) | DOI: 10.7454/eki.v3i1.2429

Abstract

AbstrakProgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) merupakan cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan akses pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga. Skala prioritas nasional dalam mencapai Indonesia Sehat salah satunya adalah menanggulangi penyakit tidak menular termasuk hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa yang prevalensinya semakin meningkat. Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa merupakan salah satu indicator keluarga sehat dalam PIS PK untuk mencapai SPM. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dan telaah dokumen. Kesiapan pembiayaan Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa dihitung dengan menggunakan metode costing SPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belanja kesehatan untuk PIS PK digunakan untuk sosialisasi, edukasi dan pendataan. Mengacu pada perhitungan costing SPM, Kota Depok mampu melaksanakan SPM untuk Pelayanan Dasar Hipertensi, Diabetes Melitus dan Gangguan Jiwa karena hanya menggunakan 1,38% APBD KesehatanBelanja Langsung (Non Gaji). Akan tetapi, Kota Depok belum siap dalam melaksanakan PIS PK dalam hal komitmen, SDM, dan anggaran. Kota Depok sudah memahami PIS PK namun pelaksanaannya tergantung pada ketersediaan pembiayaan yang berasal dari pencairan anggaran DAK Non Fisik. Hal ini disebabkan karena terdapat jeda waktu antara proses pengusulan dan realisasi pencairan anggaran sementara SDM terbatas. Diperlukan proses perencanaan yang lebih optimal serta pengalokasian SDM sesuai kebutuhan.AbstractHealthy Indonesia Program with Family Approach (PIS PK) is a way to expand Puskesmas reach and access to health services through family home visit Overcoming non-communicable diseases (NCD) is a national priority in achieving Healthy Indonesia because the prevalence of NCD continues to increase. Managing NCD specifically hypertension, Diabetes Mellitus andmental disorders are among the indicators of healthy families in achieving PIS PK. This research uses the qualitative method through in-depth interviews and related document. Analysis of readiness of financing for hypertension, Diabetes Mellitus and mental is calculated using costing method of SPM. The results indicated health spending for PIS PK activities wereutilized for socialization, education and data collection. Referring to SPM costing calculation, the City of Depok was able to implement SPM for hypertension, Diabetes Mellitus and Mental Disorder with using only 1.38% of the total APBD (non-salary). Depok City is not ready in implementing PIS PK, specifically in terms of commitment, human resources, and budget.Though already familiar with PIS PK, Depok City states due to its limited resources, PIS PK implementation depends on the availability of funding from Non-Physical DAK disbursement that tends to have a lengthy lag time between the proposal process and the realization of the disbursement. The financing of PIS PK requires a more optimal planning process and allocation of human resources as needed. 

Page 1 of 1 | Total Record : 5